Tambakukir, 19 Juni 2025 – Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Panitia Lomba Desa Tematik yang beranggotakan beberapa OPD di Kabupaten Probolinggo, melaksanakan kegiatan pendampingan intensif bagi desa-desa yang mengikuti Lomba Desa Tematik Tahun 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kapasitas desa dalam mengembangkan potensi lokal sesuai tema lomba yang diusung, yaitu “Inovasi Desa Menuju Kemandirian”.
Pendampingan yang dimulai sejak awal Mei 2025 ini menyasar beberapa desa unggulan yang telah lolos seleksi administrasi. Setiap desa mendapatkan bimbingan dari tim fasilitator yang terdiri dari tenaga pendamping profesional, akademisi, serta perwakilan dari OPD teknis terkait. Fokus pendampingan meliputi penyusunan profil desa, penguatan kapasitas kelembagaan, dan perencanaan kegiatan tematik sesuai karakteristik masing-masing desa.
Kepala DPMD [Nama Kabupaten], [Nama Kepala Dinas], menjelaskan bahwa lomba desa tematik tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena lebih menekankan pada aspek keberlanjutan dan inovasi berbasis masyarakat.
“Melalui pendampingan ini, kami berharap desa tidak hanya berfokus pada penilaian lomba, tetapi juga mampu membangun sistem dan program yang terus berjalan meskipun lomba telah selesai,” ujar Moh. Tarsan Kepala Desa Tambakukir.
Salah satu desa peserta, yaitu Desa [Nama Desa], mengangkat tema "Digitalisasi Layanan Publik Desa". Dalam pendampingannya, tim fasilitator membantu perangkat desa mengembangkan sistem informasi pelayanan berbasis website dan aplikasi sederhana untuk pengurusan surat menyurat. Masyarakat desa pun mulai terlibat aktif dalam proses digitalisasi ini melalui pelatihan dan simulasi layanan.
Sementara itu, di Desa [Nama Desa Lainnya], tema yang diangkat adalah “Ketahanan Pangan dan Ekonomi Kreatif”. Pendamping mendorong pembentukan kelompok tani muda dan pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitas serta memperkuat branding produk lokal.
Menurut salah satu pendamping desa, Mas Sholeh panggilan akrabnya, antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini.
“Mereka menyadari bahwa pendampingan ini bukan sekadar persiapan lomba, tapi momentum untuk membangun desa dengan cara baru yang lebih inovatif dan kolaboratif,” ujarnya.
Kegiatan pendampingan dijadwalkan berlangsung selama dua tahun, sebelum dilakukannya penilaian lapangan oleh tim juri kabupaten. Diharapkan, melalui proses ini, desa-desa tidak hanya mampu bersaing dalam lomba, tetapi juga menjadi role model bagi desa lain dalam mewujudkan pembangunan berbasis potensi lokal dan partisipasi masyarakat.